Seminar "ICT For Edutation" - Menumbuhkan Atmosfir Akademik di Tirtomoyo
>> 22.7.09
Setelah 2 bulan 5 sekolah saling terhubung, semua bertanya-tanya. "Nggo Ngopo To Jan-Jane Jaringan Iku ?", sehingga banyak multitafsir yang berkembang di Tirtomoyo. Ada yang merasa kok gak bisa lihat berita-berita, sampai dengan gak bisa lihat yang "I'k Uk ...I'k Uk".
Oleh karena itu user yang notabene masyarakat pendidikan perlu di edukasi terlebih dahulu sebelum menyebarluaskan ke anak-anak didik yang notabene generasi penerus masyarakat Tirtomoyo. Generasi sekarang menurut hitungan akan mengalami keemasan di saat Indonesia mencapai negara maju dengan pendapatan per kapita sekitar US $ 18.000 per tahun atau sekitar peringkat ke 5 dunia setelah India.
Jangan sampai generasi kita hanya sebagai penonton ketika negara kita mengalami keemasan, sudah sepantasnya generasi kita juga ikut mewarnai indahnya keemasan Indonesia. Maka dari itu perlu dididik agar menjadi SDM yang unggul yang memiliki KOMPETENSI sehingga PRODUKTIVITAS meningkat yang berimplikasi pada meningkatnya HDI (Human Development Index), dan jika HDI 0.800 maka masuk negara maju (saat ini 0.728).
Tirtomoyo Cyber Village
Uraian di atas sebagai gambaran apa yang akan musti dilakukan untuk mencapai INDONESIA JAYA. Sudah sepantasnya kita memberikan kontribusi bagi bangsa ini dimulai dari diri kita sendiri. Oleh karena FKTO memprakarsai pembangunan Tirtomoyo Exchange merupakan backbone terbentuknya Tirtomoyo Cyber Village. Di mana merupakan salah satu TECHNOPARK yang di bangun di pedesaan.
Untuk memanfaatkan teknologi yang dibangun perlu diadakan pemahaman bagi end user, yang akan menggunakan teknologi tersebut. User pertama yang akan terlibat dalam penggunakan teknologi tersebut adalah guru-guru yang merupakan tulang punggung transformasi ilmu pengetahuan dan teknologi di Tirtomoyo. Sehingga pada tanggal 18 Juli 2009 di Pendopo Kec. Tirtomoyo diselenggarakan Seminar "ICT For Education".
Sebagai pembicara pertama adalah saya sendiri (Ruri Suko Basuki), yang mengulas bagaimana pemanfaatan Teknologi Informasi untuk pendidikan, bagaimana menggunakan software e-learning seperti mengirimkan materi untuk siswa dan berkomunikasi interaktif dengan siswa, memberikan tugas untuk siswa maupun mendapatkan feedback dari siswa, dan pengembangan teknologinya yang sangat memungkinkan dikembangkan di Tirtomoyo sebagai Data Center.
Di sana saya juga mengajak Sdr. Bambang Eka Purnama, teman kuliah yang sekaran jadi Kaprogdi Univ. Surakarta, sekaligus Koord. Jardiknas Jateng dan Konsultan Jardiknas Pusat. Beliau banyak mengungkap kebijakan Dep. Pendidikan Nasional terkait dengan pengembangan pendidikan secara terintegrasi, memberikan banyak ilustrasi pemanfaatan e-learning, teleconference di Indonesia dan beberapa negara lainnya.
Hasil dari seminar adalah diselenggarakannya pelatihan lanjutan (waktunya tergantung kesiapan guru-guru di Tirtomoyo) dengan fasilitator dari Univ. Surakarta, dalam hal ini UNSA tidak meminta sepeser pun biaya untuk operasional kegiatan tersebut. Di samping itu juga memberikan hosting gratis sebesar 25 MB bagi yang berminat membuat website, (walaupun kecil musti disyukuri sebagai bentuk kepedulian sebuah PT).
Di samping itu, beberapa SD tertarik untuk segera menkoneksikan sekolahnya ke Tirtomoyo Exchange, dan jika SD belum masuk prioritas awal mereka sanggup untuk membeli peralatan sendiri. Langkah berikutnya adalah mencoba mencari terobosan baru, dengan melihat banyaknya anggaran yang tidak terserap di Pemerintah Provinsi. Kita juga mencoba menkalkulasi ulang titik-titik yang belum tergarap, setelah ketemu rupiahnya kemarin saya ajukan ke Pak Camat untuk di acc, setelah itu Pak Warso siap membawa proposal tersebut ke Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.
Yang terakhir Mohon Doa Restu dan Pangestu Semuanya .... Semoga Berhasil ... Amien
Oleh karena itu user yang notabene masyarakat pendidikan perlu di edukasi terlebih dahulu sebelum menyebarluaskan ke anak-anak didik yang notabene generasi penerus masyarakat Tirtomoyo. Generasi sekarang menurut hitungan akan mengalami keemasan di saat Indonesia mencapai negara maju dengan pendapatan per kapita sekitar US $ 18.000 per tahun atau sekitar peringkat ke 5 dunia setelah India.
Jangan sampai generasi kita hanya sebagai penonton ketika negara kita mengalami keemasan, sudah sepantasnya generasi kita juga ikut mewarnai indahnya keemasan Indonesia. Maka dari itu perlu dididik agar menjadi SDM yang unggul yang memiliki KOMPETENSI sehingga PRODUKTIVITAS meningkat yang berimplikasi pada meningkatnya HDI (Human Development Index), dan jika HDI 0.800 maka masuk negara maju (saat ini 0.728).
Tirtomoyo Cyber Village
Uraian di atas sebagai gambaran apa yang akan musti dilakukan untuk mencapai INDONESIA JAYA. Sudah sepantasnya kita memberikan kontribusi bagi bangsa ini dimulai dari diri kita sendiri. Oleh karena FKTO memprakarsai pembangunan Tirtomoyo Exchange merupakan backbone terbentuknya Tirtomoyo Cyber Village. Di mana merupakan salah satu TECHNOPARK yang di bangun di pedesaan.
Untuk memanfaatkan teknologi yang dibangun perlu diadakan pemahaman bagi end user, yang akan menggunakan teknologi tersebut. User pertama yang akan terlibat dalam penggunakan teknologi tersebut adalah guru-guru yang merupakan tulang punggung transformasi ilmu pengetahuan dan teknologi di Tirtomoyo. Sehingga pada tanggal 18 Juli 2009 di Pendopo Kec. Tirtomoyo diselenggarakan Seminar "ICT For Education".
Sebagai pembicara pertama adalah saya sendiri (Ruri Suko Basuki), yang mengulas bagaimana pemanfaatan Teknologi Informasi untuk pendidikan, bagaimana menggunakan software e-learning seperti mengirimkan materi untuk siswa dan berkomunikasi interaktif dengan siswa, memberikan tugas untuk siswa maupun mendapatkan feedback dari siswa, dan pengembangan teknologinya yang sangat memungkinkan dikembangkan di Tirtomoyo sebagai Data Center.
Di sana saya juga mengajak Sdr. Bambang Eka Purnama, teman kuliah yang sekaran jadi Kaprogdi Univ. Surakarta, sekaligus Koord. Jardiknas Jateng dan Konsultan Jardiknas Pusat. Beliau banyak mengungkap kebijakan Dep. Pendidikan Nasional terkait dengan pengembangan pendidikan secara terintegrasi, memberikan banyak ilustrasi pemanfaatan e-learning, teleconference di Indonesia dan beberapa negara lainnya.
Hasil dari seminar adalah diselenggarakannya pelatihan lanjutan (waktunya tergantung kesiapan guru-guru di Tirtomoyo) dengan fasilitator dari Univ. Surakarta, dalam hal ini UNSA tidak meminta sepeser pun biaya untuk operasional kegiatan tersebut. Di samping itu juga memberikan hosting gratis sebesar 25 MB bagi yang berminat membuat website, (walaupun kecil musti disyukuri sebagai bentuk kepedulian sebuah PT).
Di samping itu, beberapa SD tertarik untuk segera menkoneksikan sekolahnya ke Tirtomoyo Exchange, dan jika SD belum masuk prioritas awal mereka sanggup untuk membeli peralatan sendiri. Langkah berikutnya adalah mencoba mencari terobosan baru, dengan melihat banyaknya anggaran yang tidak terserap di Pemerintah Provinsi. Kita juga mencoba menkalkulasi ulang titik-titik yang belum tergarap, setelah ketemu rupiahnya kemarin saya ajukan ke Pak Camat untuk di acc, setelah itu Pak Warso siap membawa proposal tersebut ke Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.
2 komentar:
Sebuah terobosan dari Sdr. Ruri Suko Basuki tersebut mudah2 menambah terlecutnya semangat bagi kita semua (wargo Tirtomoyo) dalam membangun bersama Tirtomoyo Cemerlang. Saya pribadi mengucapkan selamat kepada Sdr. Risuba dan terima kasih kepada UNSA yg sangat peduli dg perkembangan dunia pendidikan di kec. Tirtomoyo Kab. Wonogiri. Salut dan sukses tuk Tirtomoyo bersama FKTO.
sukses tuk tirtomoyo....salam
Posting Komentar