Apa benar sekolah di Tirtomoyo sudah online internet ?

>> 4.6.09

Tindak lanjut program kerja FKTO sesuai laporan terakhir dari team instalasi dilapangan saat ini sudah ada 5 sekolah yang terintegrasi ke system jaringan menggunakan media radio wireless. Pertanyaan lebih lanjut apakah dengan onlinenya jaringan antar sekolah saat ini fasilitas internet ( internasional bandwidth dan local bandwidth/open exchange/iix ) sudah bisa ? jawabnya belum bisa.
Kenapa belum bisa ? sesuai dengan program kerja dan kemampuan pendanaan dari FKTO untuk saat ini baru sebatas memberikan fasilitas interkoneksi antar sekolah. Dengan begitu apa gunanya jaringan tersebut ? jawabnya ini tugas dari semua unsur bukan hanya FKTO, khususnya para kepala sekolah,para guru dan tentunya pemerintah daerah ( Diknas ) untuk membuat kesepakatan bersama tentang pemanfaatan jaringan tersebut. 
Misalnya untuk apa ? membuat server local yang diisi dengan content-content pendidikan, caranya gimana diknas ambil data-data kepustakaan online yang ada di jardiknas untuk dibuat replikasi server local ditempatkan di kantor kecamatan yang nantinya server tersebut bisa diakses guru dan siswa dari masing-masig sekolah yang sudah terkoneksi. Dengan demikian proses pembelajaran tentang internet sudah bisa dimulai walau masih dengan skala local content.
 
Jadi gimana caranya jaringan yang sudah ada tersebut bisa diisi dengan makluk yang disebut INTERNET ? caranya sangat gampang dan mudah jika semua unsur yang ada memahami kendala ( bukan masalah agar terbiasa dengan kalimat positif ) yang ada. Sedikit cerita mundur yang namanya Internet dalam dunia maya secara umum adalah suatu sarana yang bisa digunakan untuk mengakses informasi dari berbagai belahan dunia dengan cara virtual atau menggunakan makluk yang disebut internet. Internet itu sendiri dibagi dua bagian yaitu internasional dan local, untuk internasional rata-rata provider yang ada saat ini masih mengambil dari luar negeri contoh NTT,PCCW dll dan para pelaku industrinya saat ini kebanyakan ambil di Singapore ( orang sering sebut di equinix atau global switch ). Untuk sampai di Indonesia dibawa pake apa ? ada yang menggunakan kabel dan ada yang menggunakan satellite ( VSAT dll ) dan semua itu akan berkumpul di pusat komunitas internet di Indonesia contoh saat ini yang ada di gedung Cyber Jakarta ( yang selanjutnya disebut Open Exchange dan IIX ). Terus siapa yang bawa dari luar ke Indonesia ? Para operator baik telkom maupun NAP. Mereka beli dan menggelar fasiltas kabel laut,darat dan udara atau buka hub VSAT di Indonesia, jadi semua ada biaya. Biaya? itu yang sama-sama harus kita pecahkan. Gimana supaya Internet bisa masuk sampai Tirtomoyo ? harus ada provider yang menghantarkan kesana, siapa yang bisa ? banyak khususnya teman-teman dari ISP ( contoh Indomaya yang saat ini sudah bantu untuk trial bisa juga Telkom dll ).
Kalau FKTO sudah membantu disisi sarana jaringan agar supaya internetnya segera bisa online gimana ? ini sangat mudah sekali kalau ada kepedulian dan kita semua berfikir positif kalau kita pasti bisa, ada tiga jalan :
  1. Minta bantuan dari Diknas Tirtomoyo dan Kabupaten untuk membantu menjembatani kendala ini,misalnya dengan mengalokasi biaya pendidikan untuk “ Internet Schooling “. Sekali lagi sifatnya bantuan wajib buat proposal dari masing-masing sekolah dan siap mengahadpi system birokrasi yang panjang dan ruwet.
  2. Dengan cara kemandirian yaitu usaha dari masing-masing sekolah, bagai mana caranya mudah sekali, mari kita sama-sama belajar matematika dan ilmu ekonomi. Misal tiap sekolah ada 300 siswa jika tiap siswa mampu menabung Rp.1000,00 perbulan sudah terkumpul dana sebesar Rp. 300.000,00 jika dikalikan 5 sekolah Rp.1.500.000,00 dana tersebut dibelanjakan Bandwidth Internet dan di Injek di server kecamatan untuk dibagi kesekolah-sekolah sudah bisa dilakukan. Bagaimana kalau kapasitas bandwidthnya kurang ? ini berbanding lurus dengan biaya semua hal kalau pingin maju harus ada investasinya, caranya gimana ? tumbuhkan kesadaran ke tiap-tiap orang tua murid ajak diskusi dan sosialisasi program ini. Kalau tiap hari bisa beli rokok seharga Rp.3.000,00 bisa tidak puasa sehari untuk membantu anaknya agar lebih cerdas dengan belajar dan didukung system yang berbasis internet. Semua kembali kekebijakan sekolah dan kreatifitas sekolah dalam hal pembuatan program kerjanya. Dengan bisa mandiri akan jauh lebih baik karena merasa ada effort yang dikeluarkan jadi tingkat kesungguhan dalam belajar nantinya ada.
  3. Ini semua bisa berjalan dengan baik kalau semua pihak bisa bijak dan berfikir kedepan dengan landasan pemikiran dan hati yang bersih, semua semata-mata untuk kepentingan anak-anak kita dikemudian hari. Sayang khususnya yang SMA sederajat 70% lulusannya tidak mempunyai skill yang memadai.Sementara 70% juga lulusan SMA sederajat begitu lulus cari kerja. Salah satu bekal dunia kerja saat ini adalah skill bisa mengoperasikan computer dan internet.
Akhir kata Internet adalah "Alat Bantu", bukan "Solusi Pendidikan" maju dan mundurnya bukan dari internet tapi kontrol dan sumbangsih dari semua pihak yang peduli terhadap kemajuan pendidikan. Kedepan FKTO akan tetap konsisten dengan program kerjanya yaitu menyelesaikan semua link sehingga sekolah setingkat SMP dan SMA se Tirtomoyo bisa terhubung. Besar harapan saya sebagai pribadi untuk mendapatkan dukungan dari semua lapisan, untuk teman-teman dan sesepuh FKTO saya ucapkan terimakasih atas kerja keras dan bantuanya. Mohon maaf jika ada kata yang kurang pas dalam tulisan ini karena saya bukan praktisi saya hanya bagian kecil dari masyarakat Tirtomomyo yang ingin kampung halamannya bisa mendapat akses informasi. Menjawab judul diatas sebenarnya sudah online tinggal diteruskan. Untuk laporan teknis detail dan gambar jaringan menyusul.
Salam hormat
sulihno
(penyuntingan penambahan/pengurangan redaksional seperlunya telah dilakukan admin, mohon maaf buat Pak Sulihno)

0 komentar:

  © Blogger templates Palm by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP